Pada Minggu, 22 Juni 2025, dini hari, seorang pengemudi ojol di Medan, Fonso Firdaus Ginting (54), dirampok pelanggan dengan sadis.
Pelaku, seorang pelanggan remaja bernama Andre, meminta diantar ke Jalan Mangonsidi. Namun, dalam perjalanan, Andre meminta singgah ke warung rokok di gang sepi. Di lokasi tersebut, Fonso dihentikan dan diancam pisau oleh dua pria yang bersembunyi.
Motor dan ponsel Fonso berhasil dibawa kabur oleh para pelaku, meninggalkan Fonso dalam keadaan syok. Fonso segera melaporkan kejadian ini ke Polsek Medan Baru. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Medan.
Modus Operandi Pelaku
Fonso menerima orderan dari seorang pelanggan bernama Andre, yang diperkirakan masih remaja, untuk dijemput di sekitar Masjid Ar Ridho di Jalan Karya Pembangunan III, Kecamatan Medan Polonia. Setelah Fonso tiba di lokasi penjemputan, ia bertemu dengan Andre. Andre kemudian meminta untuk diantar ke daerah Jalan Mangonsidi.
Namun, di tengah perjalanan, Andre meminta Fonso untuk berhenti sebentar di sebuah warung di dalam gang terdekat dengan alasan ingin membeli rokok. Situasi yang awalnya terlihat biasa berubah menjadi mencekam saat mereka belum sampai di warung.
Fonso menjelaskan bahwa ia dan Andre dihentikan oleh dua pria yang berjongkok di dekat parit. Salah satu pelaku langsung mengacungkan pisau ke arah Fonso, yang membuatnya panik dan berteriak meminta tolong. Sayangnya, kondisi gang yang sangat sepi membuat teriakannya tidak didengar oleh siapa pun.
Kerugian dan Dampak Terhadap Korban
Dalam insiden perampokan tersebut, Fonso Firdaus Ginting mengalami kerugian materiil yang signifikan. Setelah diancam dengan pisau dan terjatuh, motor Fonso dibawa kabur oleh Andre, sedangkan dua pelaku lainnya melarikan diri. Selain motor, ponsel Fonso juga diambil oleh para pelaku. Meskipun mengalami pengalaman traumatis dan kehilangan harta benda, Fonso beruntung karena tidak mengalami luka fisik yang serius.
Namun, dampak psikologis dari kejadian ini kemungkinan besar masih membekas. Kasus ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat, mengingat maraknya tindakan kriminal yang menargetkan pengemudi ojek online di kota-kota besar. Para pengemudi ojol, terutama yang bekerja hingga larut malam, sering kali menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan.
Ketua Komunitas Godams (Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar), Agam, membenarkan peristiwa yang menimpa Fonso dan menyatakan keprihatinannya. Ia juga menyoroti bahwa modus perampokan atau begal kendaraan masih terus terjadi dengan menyasar pengemudi ojol, terutama mereka yang baru atau kurang memahami cara memfilter potensi kejahatan.
Baca Juga: Warga Tanjung Mulia Medan Blokade Jalan dan Tolak Penggusuran Bangunan
Respon Pihak Kepolisian
Setelah kejadian tersebut, Fonso Firdaus Ginting segera melaporkan perampokan yang dialaminya ke Polsek Medan Baru. Kepala Unit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Poltak Tambunan, mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian telah menerima laporan dari korban. Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap pendalaman untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku.
Peran kepolisian dalam mengungkap kasus seperti ini sangat krusial untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat, khususnya para pengemudi ojek online yang rentan menjadi target kejahatan. Diharapkan pihak kepolisian dapat segera mengungkap identitas pelaku dan meningkatkan patroli keamanan di area-area rawan kejahatan.
Maraknya Kejahatan Terhadap Pengemudi Ojek Online di Medan
Kasus perampokan yang menimpa Fonso Firdaus Ginting bukanlah insiden tunggal di Medan. Sejumlah kasus serupa telah terjadi sebelumnya, menunjukkan pola kejahatan yang mengkhawatirkan terhadap pengemudi ojek online. Salah satu modus yang sering digunakan adalah orderan fiktif. Agam, Ketua Komunitas Godams, menjelaskan bahwa orderan fiktif sering menjadi “momok” bagi para pengemudi ojol dan kali ini digunakan sebagai modus pembegalan.
Ketika pengemudi sampai di lokasi penjemputan, rekan pelaku sudah menunggu, dan penyergapan terjadi dengan ancaman senjata tajam kepada pengemudi yang tidak berdaya. Sebelumnya, seorang pengemudi ojol bernama Anggi Putra Hartama (33) juga menjadi korban pembegalan di Jalan Besar Tanjung Selamat, Sunggal, Deliserdang, pada 27 Mei 2025. Aksi perampokan terhadap Anggi bahkan terekam CCTV.
Dalam kasus tersebut, tiga komplotan begal, MR (21), JK (21), dan DH (21), berhasil ditangkap oleh Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Reskrim Polsek Sunggal. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa komplotan ini telah beraksi di 12 kabupaten/kota di Sumatera Utara, termasuk Kota Tebingtinggi, Binjai, Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Batubara. Salah satu pelaku utama, Rury Dwi Guswara (21), masih berstatus daftar pencarian orang (DPO). Pelaku juga merupakan anggota geng motor bernama SENJA FAMILY yang beranggotakan 30 orang.
Kasus lain yang lebih kejam terjadi pada Februari 2025, ketika seorang pengemudi ojol bernama Jannus Welman Simanjuntak (43) tewas dibunuh dalam aksi perampokan di Medan Tuntungan. Pelaku menghabisi nyawa korban dengan menggorok leher dan menikamnya berkali-kali, menunjukkan niat perampokan sadis. Pelaku bahkan positif menggunakan narkoba dan merupakan residivis kasus penggelapan sepeda motor.
Pencegahan dan Kewaspadaan
Mengingat tingginya risiko kejahatan, para pengemudi ojek online perlu meningkatkan kewaspadaan. Agam dari Komunitas Godams menyarankan agar pengemudi, terutama yang bekerja di jam “ngalong” atau dini hari hingga subuh, dapat memilah orderan. Ia menekankan pentingnya melihat rating pelanggan dan tidak mengambil orderan dari pelanggan dengan rating yang tidak baik atau yang baru memesan satu atau dua kali.
Ini adalah salah satu cara untuk meminimalisir potensi kejahatan dari pelanggan. Kesadaran akan lingkungan sekitar dan menghindari area sepi juga menjadi langkah penting untuk menjaga keselamatan.
Kesimpulan
Perampokan yang menimpa Fonso Firdaus Ginting di Medan menyoroti ojol Medan dirampok Pelanggan. Modus operandi yang beragam, mulai dari orderan fiktif hingga permintaan membeli rokok di area sepi, menunjukkan bagaimana pelaku memanfaatkan situasi untuk melancarkan aksinya.
Meskipun Fonso selamat tanpa luka fisik, insiden ini menambah daftar panjang kasus perampokan ojol yang membutuhkan perhatian serius dari pihak berwenang dan masyarakat. Peningkatan kewaspadaan dan upaya pencegahan dari para pengemudi, serta tindakan tegas dari kepolisian. Sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi para pahlawan jalanan ini.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang ojol Medan dirampok pelanggan hanya di INFO KEJADIAN MEDAN.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari medan.kompas.com
- Gambar Kedua dari regional.kompas.com