Posted in

Siswa Medan Sulap Limbah Styrofoam Jadi Batu Bata, Raih Juara ASEAN

​Lima siswa SMA Sekolah Shafiyyatul Amaliyyah di Medan berhasil menciptakan inovasi luar biasa yang membawa mereka meraih penghargaan di tingkat ASEAN.​

Siswa Medan Sulap Limbah Styrofoam Jadi Batu Bata, Raih Juara ASEAN

Dengan kreativitas dan semangat lingkungan, mereka mengubah limbah styrofoam dan abu sekam padi menjadi batu bata yang ramah lingkungan dan efisien. Penemuan ini berawal dari hal sederhana dan kini menjadi sorotan dunia internasional, membuktikan potensi besar generasi muda Indonesia dalam berkontribusi bagi keberlanjutan bumi.

Simak beragam informasi menarik dan berkenaan berikut ini untuk memperluas wawasan Anda hanya di Info Kejadian Medan.

Inspirasi Sederhana Melahirkan Inovasi Brilian

Ide awal pembuatan batu bata inovatif ini muncul dari hal yang sangat sederhana. Ray Konen, salah satu anggota tim, menceritakan bahwa inspirasi datang saat mereka menikmati hidangan ayam penyet. Setelah selesai makan, mereka menyadari banyaknya limbah styrofoam dari wadah makanan yang tidak terpakai dan tidak mudah terurai.

Melihat tumpukan limbah styrofoam, muncul pertanyaan: “Apakah limbah ini bisa dimanfaatkan?” Pertanyaan itu memicu rasa ingin tahu dan semangat eksperimen kelima siswa, Ray Konen, Fiona Calyytsa Amada, Syed Muhammad Rifai bin Syed Saiful, Raihana Faiha Azarine, dan Muhammad Ali Chaidar Lubis.

Dari gagasan awal itu, mereka mulai melakukan serangkaian percobaan. Selama beberapa hari, mereka bereksperimen mencampurkan styrofoam dengan abu sekam padi, semen, pasir, dan foam agent. Hasilnya mengejutkan dan di luar dugaan, campuran tersebut ternyata dapat membentuk batu bata yang kokoh dan fungsional.

Keunggulan Batu Bata Ramah Lingkungan

Batu bata hasil inovasi kelima siswa ini memiliki keunggulan signifikan dibandingkan batu bata konvensional. Ray menjelaskan bahwa penemuan mereka memiliki daya serap air yang lebih efisien. Ini berarti dinding yang dibangun menggunakan batu bata ini akan minim kebocoran. Sebuah solusi praktis untuk masalah yang kerap dihadapi dalam konstruksi bangunan.

Penggunaan abu sekam padi dalam campuran ini bukan tanpa alasan. Abu sekam padi mengandung silika yang dikenal memiliki kemampuan untuk menahan suhu panas dari luar. Properti ini menjadikan batu bata styrofoam dan abu sekam padi mampu memberikan insulasi termal yang lebih baik, membantu menjaga suhu ruangan tetap nyaman.

Selain keunggulan fungsional, produk ini juga lebih ramah lingkungan dan terjangkau. Dengan memanfaatkan limbah styrofoam yang sulit terurai, mereka tidak hanya mengurangi pencemaran lingkungan tetapi juga menawarkan alternatif material konstruksi yang lebih ekonomis. Ini adalah langkah maju dalam pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Kecelakaan DJ Parlin Sembiring di Medan, Tukang Becak Tewas

Perjalanan Kompetisi Internasional Dan Penghargaan

Siswa Medan Sulap Limbah Styrofoam Jadi Batu Bata, Raih Juara ASEAN

Dengan inovasi yang menjanjikan, kelima siswa ini memutuskan untuk mengikuti ajang bergengsi International Competition on Science, Technology, Engineering, and Mathematics (ICSTEM) di Malaysia. Mereka mempersiapkan proyek ini sekitar dua minggu, sebuah periode intensif yang penuh dengan eksperimen dan penyempurnaan formula.

Meskipun menghadapi beberapa kesulitan, termasuk batu bata yang hancur dalam proses percobaan, mereka tidak menyerah. Kegigihan mereka membuahkan hasil, dan mereka akhirnya menemukan takaran yang tepat untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang siap untuk dikompetisikan.

Pada 9-11 Oktober 2025, tim Medan berangkat ke Malaysia untuk bersaing dengan sekitar 300 peserta dari berbagai negara ASEAN. Mereka berhasil meraih penghargaan terbaik di kategori teknologi sipil dan konstruksi. Prestasi ini sekaligus mendapat apresiasi langsung dari Presiden WIIPA, Manli Hsieh, atas inovasi dan kreativitas karya mereka.

Dampak Dan Apresiasi Global

Prestasi ini bukan hanya kebanggaan bagi sekolah dan Kota Medan, tetapi juga bagi Indonesia. Inovasi ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam mencari solusi terhadap masalah lingkungan dan teknologi. Mereka telah membuktikan bahwa ide-ide sederhana bisa berkembang menjadi penemuan yang berdampak global.

Penghargaan di tingkat ASEAN ini menjadi bukti pengakuan internasional terhadap kreativitas dan kualitas penemuan mereka. Ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak siswa untuk berinovasi dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kisah sukses lima siswa ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi, ketekunan, dan kepedulian terhadap lingkungan dapat menghasilkan karya yang luar biasa. Mereka telah membuka jalan baru dalam pemanfaatan limbah dan menunjukkan bahwa masa depan yang lebih hijau ada di tangan generasi muda yang inovatif.

Dapatkan update terkini, berita terpercaya, dan informasi pilihan tentang Medan kami hadirkan setiap hari spesial untuk Anda, hanya di sini Info Kejadian Medan.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari medan.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari medan.tribunnews.com