Polres Pelabuhan Belawan melakukan operasi serius selama sekitar satu bulan untuk menindak kejahatan jalanan yang meresahkan masyarakat.

Hasilnya, sebanyak 48 pelaku kriminal jalanan dibekuk. Mereka terdiri dari pelaku begal, pencurian dengan pemberatan (curat), serta pencurian sepeda motor (curanmor).
Penangkapan massal ini menjadi bukti nyata tekad kepolisian Belawan untuk membersihkan wilayah hukumnya dari kejahatan jalanan.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Medan.
Keputusan Tembak Karena Perlawanan
Salah satu dari 48 tersangka harus mendapat tindakan tegas berupa tembakan karena mencoba melawan saat hendak ditangkap. Agus Purnomo menyatakan bahwa tersangka tersebut dikenal sebagai pelaku begal yang cukup berbahaya, sehingga petugas merasa perlu menindak dengan tegas namun terukur.
Tindakan ini bukanlah langkah sembarangan. Polisi menilai bahwa dalam situasi tersebut, opsi kekuatan menjadi pilihan terakhir setelah peringatan atau upaya-negosiasi gagal. Hal ini mencerminkan betapa seriusnya ancaman yang dihadapi petugas saat melancarkan operasi di medan kriminal jalanan Belawan.
Ancaman Kejahatan Jalanan di Belawan
Wilayah Belawan memang telah lama menghadapi masalah kejahatan jalanan. Modus kejahatan yang paling dominan adalah begal dengan senjata tajam, curanmor, dan perampokan.
Kejahatan jenis ini menciptakan rasa takut di antara warga yang kesehariannya melewati jalanan rawan terutama saat malam hari.
Belawan sendiri merupakan kawasan padat penduduk dengan tekanan sosial yang tinggi. Kehidupan ekonomi yang sulit dan tingkat pengangguran turut mendorong sebagian pemuda untuk terlibat dalam aksi kriminal.
Polisi menyadari bahwa menumpas kejahatan jalanan tidak cukup hanya dengan penangkapan upaya jangka panjang juga harus melibatkan kerja sama dengan masyarakat untuk mencegah regenerasi pelaku kriminal baru.
Baca Juga: 4 Oknum Polisi Diduga Mabuk Lalu Tabrak Wanita di Medan Hingga Kritis
Tindakan Tegas Polisi

Polres Pelabuhan Belawan menunjukkan komitmen tinggi dalam menegakkan hukum dengan menjalankan operasi yang agresif namun terukur.
Dalam kasus begal sadis, tindakan tegas berupa tembakan digunakan sebagai upaya untuk melumpuhkan pelaku yang melawan.
Agus Purnomo menegaskan bahwa penggunaan kekuatan dilakukan dengan asas proporsionalitas agar tetap sesuai aturan.
Selain penindakan langsung, strategi polisi tidak hanya berhenti di penangkapan. Mereka menyatakan akan terus memburu pelaku-pelaku lain yang belum tertangkap, terutama mereka yang aktif melakukan begal, perampokan, atau pencurian sepeda motor.
Agus menyebutkan bahwa tujuan jangka panjang adalah menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar warga Belawan merasa aman dalam aktivitas sehari-hari.
Peran masyarakat juga sangat ditekankan. Polisi mengajak warga untuk aktif melaporkan jika melihat, menjadi korban, atau mengetahui informasi terkait kejahatan jalanan. Mereka mengingatkan agar segera menghubungi call center 110 Polri agar petugas bisa merespons dengan cepat.
Tantangan di Balik Kriminalitas
Kejahatan jalanan di Belawan tidak muncul begitu saja tanpa latar sosial. Daerah ini dikenal padat penduduk dan sering kali menjadi wilayah bermasalah dari segi ekonomi dan sosial.
Tingginya tingkat kemiskinan, kurangnya akses pendidikan, dan minimnya lapangan kerja bisa menjadi pemicu sebagian pemuda terjerumus ke dunia kriminal.
Selain itu, konflik antar pemuda seperti tawuran juga pernah mencuat sebagai masalah serius. Beberapa kasus tawuran di Belawan tidak hanya melibatkan perkelahian, tetapi juga senjata tajam, dan dalam insiden tertentu, aparat kepolisian terlibat tindakan tembak menembak.
Kekerasan semacam ini menunjukkan bahwa akar kriminalitas jalanan bisa sangat kompleks, bukan sekadar persoalan hukum, tetapi juga persoalan sosial yang mendalam.
Dengan gambaran tersebut, penting bagi penegakan hukum untuk digabungkan dengan upaya sosial, seperti pendidikan, pelatihan kerja, dan program pemberdayaan pemuda.
Polisi sendiri menyadari bahwa operasi penangkapan saja tidak cukup; mereka perlu dukungan masyarakat serta kebijakan sosial agar efek jangka panjang dari kriminalitas bisa dikurangi secara signifikan.
Kesimpulan
Penangkapan 48 bandit jalanan oleh Polres Pelabuhan Belawan dalam waktu satu bulan adalah tindakan tegas yang sangat dibutuhkan di tengah keresahan warga.
Tindakan tegas, termasuk menembak tersangka yang melawan, menunjukkan bahwa polisi tidak main-main dalam memberantas kriminal jalanan.
Meski begitu, tantangan masih terbentang. Transparansi dan akuntabilitas dalam penegakan hukum menjadi elemen kunci agar kepercayaan masyarakat tidak luntur.
Di saat yang sama, upaya jangka panjang yang menyasar akar sosial kriminalitas harus dijalankan agar Belawan tidak terus-menerus menjadi sarang kejahatan.
Kolaborasi antara polisi dan masyarakat, ditambah kebijakan sosial yang berpihak, bisa memberi harapan nyata bagi Belawan untuk menjadi lingkungan yang lebih aman, damai, dan berkembang.
Dengan sinergi kuat seperti itu, penindakan kriminal jalanan tidak semata bersifat reaktif, tetapi juga preventif dan berkelanjutan.
Untuk informasi terkini dan lengkap mengenai berbagai kejadian penting di Medan, termasuk pemadaman listrik, kasus narkoba, dan perkembangan kota. Kalian bisa kunjungi Info Kejadian Medan.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari mistar.id