Posted in

Keluarga Menolak Jenazah Pembunuh Istri di Medan, Polisi yang Makamkan

Keluarga menolak jenazah pembunuh istri, pria berusia 55 tahun, Yap Siu Lin, di Medan, sehingga pemakaman akan diurus oleh pihak kepolisian.

Keluarga Menolak Jenazah Pembunuh Istri di Medan, Polisi yang Makamkan

Dibawah ini Info Kejadian Medan akan membahas alang meninggal dunia pada Senin (16/6/2025) setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Medan akibat dihajar warga dan riwayat penyakit dalam.

Penolakan Keluarga atas Jenazah Pelaku

Pihak keluarga Alang menolak untuk menerima dan memakamkan jenazahnya. Kapolsek Medan Area, AKP Dwi Himawan Chandra. Menyatakan bahwa polisi telah berupaya berkomunikasi dengan keluarga Alang terkait pemakaman. Namun, keluarga Alang telah membuat pernyataan tertulis yang menyerahkan tanggung jawab pemakaman jenazah kepada kepolisian.

Hal ini berarti pihak kepolisian akan bekerja sama dengan RS Bhayangkara untuk memakamkan Alang sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Penolakan ini terjadi setelah Alang meninggal dunia pada Senin (16/6/2025) usai dirawat di RS Bhayangkara Medan, menandakan beratnya kejahatan yang dilakukannya.

Kronologi Pembunuhan Keji

Insiden tragis ini terjadi pada Rabu (11/6/2025) sekitar pukul 22.00 WIB. Alang membunuh istrinya, Yap Siu Lin, setelah keduanya terlibat cekcok. Adik korban, yang saat itu berada di lantai dua rumah, mendengar suara jeritan korban.

Segera setelah itu, adik korban turun ke lantai satu dan mendapati Alang sedang menikam korban menggunakan sebilah pisau. Korban pun terkapar di lantai kamar dengan luka tusukan. Lantas, adik korban sempat berteriak meminta tolong dan keluar rumah, bahkan mengunci pintu agar pelaku tidak dapat melarikan diri.

Motif Pembunuhan Akibat Cemburu Buta

Motif sementara di balik pembunuhan ini adalah rasa cemburu. Kapolsek Medan Area, AKP Dwi Himawan Chandra, mengungkapkan bahwa korban bekerja di sebuah yayasan lembaga sosial dan sering membagikan bantuan sosial. Belakangan, Alang selalu ikut dalam aktivitas istrinya karena rasa cemburu yang berlebihan.

Kecemburuan ini menjadi pemicu cekcok yang berujung pada tindakan brutal Alang terhadap istrinya. Kasus ini menyoroti bahaya emosi yang tidak terkendali dan bagaimana kecemburuan dapat memicu kekerasan ekstrem dalam hubungan interpersonal.

Baca Juga:

Meninggalnya Pelaku

Alang (55) meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Medan pada Senin (16/6/2025). Ia dirawat di rumah sakit setelah dihajar oleh warga usai ketahuan membunuh istrinya. Selain akibat diamuk massa, Alang juga memiliki riwayat penyakit dalam, yang kemungkinan memperburuk kondisinya.

Pihak kepolisian masih menunggu hasil visum dari dokter untuk memastikan penyebab kematian Alang secara pasti. Kematian Alang menutup babak tragis dari kasus ini, meskipun meninggalkan banyak pertanyaan dan duka bagi semua pihak yang terlibat.

Upaya Polisi dalam Pemakaman

Upaya Polisi dalam Pemakaman

Mengingat penolakan keluarga, pihak kepolisian melalui Kapolsek Medan Area, AKP Dwi Himawan Chandra, menyatakan akan bekerja sama dengan RS Bhayangkara untuk melakukan pemakaman Alang. Pemakaman akan dilaksanakan sesuai dengan kepercayaan yang dianut oleh Alang.

Jadwal pemakaman Alang sendiri dijadwalkan pada Selasa, 17 Juni 2025. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa jenazah Alang dapat dimakamkan dengan layak meskipun keluarga menolak untuk mengurusnya. Ini menunjukkan tanggung jawab negara dalam penanganan jenazah yang tidak diklaim.

Dampak dan Implikasi Kasus

Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Alang ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan juga memberikan dampak sosial yang signifikan di lingkungan sekitar. Penolakan keluarga pelaku untuk memakamkan jenazahnya menyoroti kompleksitas emosional dan sosial yang muncul dari tindakan kriminal semacam ini.

Di satu sisi, tindakan warga yang menghajar pelaku mencerminkan kemarahan dan kegeraman atas kekejaman yang dilakukan. Kasus ini juga menjadi pengingat akan bahaya kecemburuan yang tidak terkendali, yang dapat berujung pada tindakan kekerasan fatal.

Kesimpulan

Keluarga menolak jenazah pembunuh istri, Yap Siu Lin, di Medan, telah berakhir dengan kematian pelaku dan penolakan keluarga untuk memakamkan jenazahnya. Motif cemburu buta memicu tragedi ini, yang berujung pada kekerasan fatal dan pengeroyokan Alang oleh massa.

Kepolisian kini mengambil alih tanggung jawab pemakaman Alang, menandakan berakhirnya sebuah babak tragis. Insiden ini berfungsi sebagai peringatan keras tentang konsekuensi destruktif dari emosi yang tidak terkontrol. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di Info Kejadian Medan.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari medan.kompas.com
  2. Gambar Kedua dari sumut.inews.id