Posted in

Kekurangan Dokter Parah, Kepala Puskesmas Belawan Blak-Blakan ke Wawali Medan

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Medan Belawan, Muklis, menyampaikan keluhannya kepada Wakil Wali Kota Medan, Rico Waas.

Kekurangan Dokter Parah, Kepala Puskesmas Belawan Blak-Blakan ke Wawali Medan

Wali Kota Medan, Rico Waas, menyoroti permasalahan ini dan menegaskan komitmennya untuk memperbaiki pelayanan kesehatan di Puskesmas Medan Belawan. Hal ini mengemuka saat Wali Kota melakukan kunjungan kerja ke Puskesmas Medan Belawan pada Kamis, 31 Juli 2025. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Medan.

Kondisi Tenaga Medis di Puskesmas Medan Belawan

Muklis secara spesifik menyebutkan bahwa Puskesmas pembantu yang berlokasi di Kecamatan Medan Belawan saat ini kekurangan dua dokter umum. Keadaan ini menjadi sorotan utama karena berdampak langsung pada kualitas layanan kesehatan yang bisa diberikan kepada masyarakat setempat.

Saat ini, Puskesmas Medan Belawan memiliki 4 dokter umum, 4 dokter gigi, serta 15 perawat dan bidan. Meskipun Puskesmas Medan Belawan telah berhasil mendapatkan akreditasi Paripurna, masalah kekurangan dokter umum tetap menjadi kendala yang perlu segera diatasi.

Respon dan Komitmen Wali Kota Medan

Permasalahan kekurangan tenaga dokter ini telah disampaikan langsung kepada Wali Kota Medan, Rico Waas, yang berjanji akan segera mencari solusi. Rico Waas menegaskan komitmen Pemerintah Kota Medan untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan dengan baik dan maksimal.

Dalam kunjungannya, Rico Waas juga meminta Kepala Puskesmas dan seluruh jajaran untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan bagi warga. Beliau menekankan bahwa kesehatan merupakan program prioritas bagi Pemerintah Kota Medan.

Baca Juga: Pelaku Tusuk Abang Kandung Setelah Ditegur Asah Pisau di Malam Hari

Tantangan Kekurangan Dokter di Kota Medan

Tantangan Kekurangan Dokter di Kota Medan

Isu kekurangan tenaga medis tidak hanya terjadi di Puskesmas Medan Belawan. Wakil Wali Kota Medan lainnya, Zakiyuddin Harahap, juga menemukan adanya kekurangan dokter di Puskesmas Medan Deli, yang menurutnya kurang memadai untuk melayani masyarakat. Bahkan, ditemukan Puskesmas Pembantu (Pustu) Tanjung Mulia Hilir tidak memiliki tenaga medis dokter dan hanya melayani posyandu, sehingga aktivitasnya sepi dengan kurang dari 10 pasien tercatat.

Kondisi bangunan Pustu Tanjung Mulia Hilir juga dianggap kurang layak sebagai fasilitas kesehatan. Untuk mengatasi masalah ini, Zakiyuddin Harahap berencana mengkaji kemungkinan untuk menggabungkan Pustu yang sepi dan tidak memiliki dokter dengan puskesmas induk, terutama jika jaraknya berdekatan dan jumlah pasiennya sedikit.

Selain itu, permasalahan kekurangan dokter spesialis dan perawat juga menjadi perhatian di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan. Wakil Wali Kota Medan Zakiyuddin Harahap menyoroti kurangnya koordinasi antara Dinas Kesehatan, RSUD Pirngadi, RSUD Bachtiar Jafar, dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai salah satu penyebab masalah kekurangan SDM kesehatan.

Beliau menekankan pentingnya mengisi kekurangan tenaga medis, termasuk merekrut tenaga dari luar jika tidak ada ASN yang tersedia. RSUD Bachtiar Djafar di Medan Utara juga dilaporkan masih kekurangan dokter dan perawat meskipun bangunannya sudah bagus.

Solusi Nasional Untuk Pemerataan Dokter

Kekurangan dan ketimpangan distribusi dokter merupakan masalah struktural di Indonesia. Meskipun jumlah dokter umum di Indonesia meningkat menjadi sekitar 170 ribu, rasio dokter per 1.000 penduduk pada tahun 2023 hanya mencapai 0,47, jauh di bawah standar WHO yaitu satu dokter per 1.000 penduduk. Ini berarti Indonesia masih membutuhkan sekitar 110 ribu dokter tambahan.

Sebagian besar dokter terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali, sementara provinsi seperti Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Gorontalo memiliki jumlah tenaga medis yang paling sedikit.Penambahan jumlah fakultas kedokteran atau beasiswa kedokteran ke luar negeri saja tidak menjamin pemerataan distribusi dokter. Beberapa penelitian merekomendasikan pendekatan berjenjang, seperti memilih mahasiswa kedokteran dari pedesaan.

Mengembangkan pendidikan yang berfokus pada daerah pedesaan, serta memastikan kualitas tempat kerja, kebutuhan finansial, dan tempat tinggal dokter di pedesaan terjamin. Selain itu, pemerintah perlu memperbanyak fasilitas kesehatan yang berkualitas di daerah terpencil dan menyediakan insentif finansial maupun non-finansial, seperti tunjangan khusus, perumahan, dukungan pengembangan karier, dan program pelatihan lanjutan untuk menarik tenaga medis.

Kesimpulan

Kekurangan dokter di Puskesmas Medan Belawan mencerminkan tantangan yang lebih luas dalam pemerataan tenaga medis di Indonesia. Komitmen Wali Kota Medan Rico Waas untuk mengatasi masalah ini sangat penting demi peningkatan pelayanan kesehatan lokal.

Namun, penyelesaian masalah ini membutuhkan pendekatan holistik yang tidak hanya berfokus pada penambahan jumlah dokter, tetapi juga pada pemerataan distribusi, peningkatan infrastruktur kesehatan, pengembangan karier, dan pemberian insentif yang terarah bagi tenaga medis di seluruh wilayah Indonesia.

Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang Kepala Puskesmas Medan Belawan hanya di INFO KEJADIAN BALI.