Lebih dari dua minggu berlalu sejak insiden penembakan yang menimpa dua petugas lapangan PT Nusa Dua Propertindo (NDP) di areal Hak Guna Usaha (HGU) Sampali, Medan Tembung.
Namun, hingga kini pelaku penembakan yang berinisial RM alias Rudi Munthe belum berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian Polsek Medan Tembung. Insiden yang terjadi pada pertengahan Mei 2025 lalu ini masih menyisakan banyak pertanyaan. Korban, Hartoyo dan Darma Sitorus, merasa kecewa dan mempertanyakan keadilan atas kekerasan yang mereka alami.
Di bawah ini Info Kejadian Medan akan membahas kronologi, perkembangan kasus, serta harapan korban akan penegakan hukum.
Kronologi Insiden Penembakan
Kejadian bermula pada Jumat siang, 16 Mei 2025, saat Hartoyo dan Darma tengah menjalankan tugasnya membersihkan dan menertibkan areal 100 hektar lahan HGU Sampali yang dikelola PT NDP. Tugas mereka adalah memberi tanda silang (X) pada bangunan-bangunan liar milik warga penggarap yang sebelumnya telah menerima tali asih dari perusahaan dan dijadwalkan untuk dibongkar.
Namun, aktivitas tersebut tiba-tiba terhenti ketika RM, yang mengaku sebagai koordinator para penggarap, melarang kedua petugas untuk melakukan penertiban tanpa koordinasi dengannya. RM dikenal sering melakukan aksi provokasi terhadap warga penggarap di kawasan tersebut. Ketegangan meningkat karena Hartoyo dan Darma tetap melanjutkan pekerjaan mereka meskipun ada larangan dari RM.
Dalam situasi itulah, RM tiba-tiba mengeluarkan sebuah senjata api jenis soft-gun dari pinggangnya dan melepaskan tembakan. Peluru mengenai tangan Hartoyo dan kaki Darma, membuat keduanya harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kejadian ini tidak hanya mengejutkan tapi juga menyisakan trauma dan kekhawatiran yang mendalam bagi korban.
Pelaku Belum Ditangkap, Korban Merasa Terabaikan
Meski laporan resmi telah dibuat dengan nomor LP/717/V/2025/SPKT MEDAN TEMBUNG tertanggal 16 Mei 2025, pelaku hingga kini belum berhasil diamankan. Kedua korban dan sejumlah saksi sudah diperiksa, namun belum ada perkembangan signifikan dalam pengusutan kasus ini.
Hartoyo dan Darma menyayangkan lambatnya proses penegakan hukum yang membuat pelaku seolah kebal hukum. “Kami sudah melaporkan kejadian ini sejak awal, tapi hingga kini tidak ada tanda-tanda pelaku akan segera ditangkap. Kami merasa diabaikan, seperti keadilan hanya menjadi kata kosong” ungkap Hartoyo dengan nada kecewa.
Darma menambahkan, “RM sering berpenampilan arogan dan bahkan menggunakan lencana mirip milik polisi, sehingga membuat situasi semakin sulit. Kami berharap aparat kepolisian bisa bertindak tegas agar pelaku tidak berkeliaran dan mengancam keselamatan petugas lain atau masyarakat.”
Kekecewaan kedua korban juga diperparah oleh fakta bahwa RM masih aktif menggunakan ponsel di wilayah Medan dan Deliserdang, yang seharusnya menjadi salah satu titik lemah yang bisa digunakan polisi untuk melacak dan menangkapnya.
Baca Juga:
Siapa RM? Sosok Pelaku yang Kerap Mengacau
RM alias Rudi Munthe bukan sosok yang asing di kawasan HGU Sampali. Ia dikenal sebagai figur yang kerap menimbulkan keresahan dengan melakukan provokasi kepada warga penggarap yang tinggal di atas lahan PT NDP. Selain itu, RM juga mengaku sebagai wartawan dan aktivis LSM, yang selama ini mengklaim dirinya sebagai koordinator penggarap yang masih bertahan di wilayah tersebut.
Tindakan RM yang menggunakan senjata soft-gun untuk melukai petugas resmi perusahaan menunjukkan eskalasi kekerasan yang membahayakan ketertiban umum. Tak hanya itu, penggunaan atribut yang mirip dengan milik aparat penegak hukum membuat situasi semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Pihak PT NDP sendiri telah menyatakan keprihatinan atas insiden ini dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kepada pihak kepolisian. “Kami berharap agar kasus ini dapat segera dituntaskan secara cepat dan tuntas, sehingga keamanan di wilayah HGU Sampali kembali terjaga dan pelaku yang telah melakukan penganiayaan bisa diproses sesuai hukum yang berlaku” ujar juru bicara PT NDP.
Harapan Akan Keadilan dan Penegakan Hukum
Kejadian ini menjadi sorotan penting bagi masyarakat luas, khususnya terkait bagaimana aparat kepolisian menangani kasus kekerasan terhadap petugas yang sedang menjalankan tugas resmi. Lambatnya proses penangkapan pelaku menimbulkan keraguan terhadap efektivitas penegakan hukum di wilayah tersebut.
Masyarakat, khususnya kalangan pekerja dan pelaku usaha di Medan Tembung, berharap agar aparat tidak hanya berperan sebagai penonton, melainkan mampu memberikan rasa aman dan keadilan bagi semua pihak. Apalagi, penggunaan senjata api meskipun soft-gun untuk melakukan tindak kekerasan merupakan hal yang serius dan tidak boleh dianggap enteng.
Hartoyo dan Darma secara tegas mendesak agar Polsek Medan Tembung segera mengambil langkah konkret. “Kami ingin pelaku segera ditangkap dan diproses hukum. Kami juga berharap polisi bisa meningkatkan pengamanan di kawasan ini agar tidak ada lagi kejadian serupa yang membahayakan petugas maupun warga sekitar” kata kedua korban.
Kesimpulan
Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa keamanan di wilayah-wilayah yang memiliki sengketa lahan dan pemukiman liar harus mendapat perhatian serius. Kerjasama antara perusahaan, aparat keamanan, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga ketertiban dan melindungi hak semua pihak.
Di sisi lain, penegakan hukum yang tegas dan transparan akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap aparat dan menjaga stabilitas sosial. Keadilan yang ditegakkan dengan cepat akan mencegah munculnya rasa frustrasi dan potensi konflik yang lebih besar di kemudian hari.
Semoga kejadian ini menjadi titik balik bagi Polsek Medan Tembung untuk menunjukkan komitmen mereka dalam melindungi warga. Penegakan hukum diharapkan berjalan tanpa pandang bulu.
Bagi Hartoyo dan Darma, keadilan bukan hanya soal penangkapan pelaku, tapi juga memastikan mereka aman saat menjalankan tugas sebagai petugas lapangan PT NDP. Simak dan ikuti terus Info Kejadian Medan agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari kalsel.antaranews.com
- Gambar Kedua dari www.law-justice.co