Posted in

Geger! Rumah di Medan Jadi Gudang Sabu Jaringan Thailand, 26 Kg Disita Polisi!

Polda Sumatera Utara (Sumut) berhasil menggerebek sebuah rumah di Medan yang jadi gudang penyimpanan sabu jaringan Thailand​.

Geger! Rumah di Medan Jadi Gudang Sabu Jaringan Thailand, 26 Kg Disita Polisi!

Dalam operasi ini, polisi menyita total 26 kg sabu-sabu, 2.400 gram ketamin, dan 39.650 butir ekstasi dengan berbagai merek. Empat pelaku berhasil diamankan, tiga di antaranya adalah tersangka utama dengan peran berbeda sebagai pemilik rumah, pengedar, dan kurir.

Penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan untuk menelusuri jaringan dan aktor besar di balik peredaran barang haram ini, termasuk buronan berinisial HS di Thailand. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Medan.

Terbongkarnya Gudang Narkoba Jaringan Thailand di Medan

Penggerebekan gudang narkoba di sebuah rumah di Medan pada Selasa, 29 Juli 2025, menjadi sorotan utama dalam pemberantasan narkotika di Indonesia. Operasi yang dipimpin oleh Polda Sumatera Utara (Sumut) ini mengungkap jaringan narkoba internasional yang memanfaatkan Kota Medan sebagai pusat penyimpanan dan distribusi.

Rumah yang terletak di Jalan Sekolah, Gang Padang, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, ini telah lama dicurigai menjadi tempat transaksi narkoba. Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Jean Calvijn Simanjuntak, menyatakan bahwa pengungkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang resah dengan aktivitas mencurigakan di lokasi tersebut.

Penyelidikan mendalam, termasuk pengintaian, akhirnya berujung pada penggerebekan yang sukses membongkar sindikat besar ini. Keberhasilan operasi ini menunjukkan komitmen aparat kepolisian dalam memerangi peredaran narkoba yang meresahkan masyarakat.

Tumpukan Barang Bukti Sabu, Ekstasi, Hingga Happy Water

Dalam penggerebekan yang menegangkan itu, petugas berhasil menyita berbagai jenis narkotika dalam jumlah yang sangat besar. Total 26 kilogram sabu-sabu, yang sebagian besar dikemas dalam bungkusan teh Cina bermerek GuanYinWang, menjadi barang bukti utama yang diamankan​.

Selain sabu, polisi juga menemukan 2.400 gram ketamin. Jumlah ekstasi yang disita pun tak kalah mencengangkan, mencapai 39.650 butir dengan berbagai merek dan warna, termasuk Tesla, Rolex, dan Transformer. Modus operandi jaringan ini semakin terungkap dengan ditemukannya 150 cartridge liquid vape yang mengandung narkotika.

Serta 34 bungkus Happy Water yang mengandung dipentilon dan heroin. Selain narkotika, sejumlah alat komunikasi dan wadah penyimpanan barang haram tersebut juga turut disita, menjadi bukti kuat atas praktik ilegal yang terjadi di rumah itu.

Baca Juga: Forkopimda Sumut Nonton Bareng Film Believe Bersama Masyarakat

Mengurai Benang Merah Jaringan

Mengurai Benang Merah Jaringan

Empat orang berhasil ditangkap dalam penggerebekan ini. Tiga di antaranya diidentifikasi sebagai pelaku utama: RR (32), FM (42), dan IS (45). Sementara itu, seorang pelaku berinisial FA turut diamankan di lokasi karena hasil tes urinenya positif menggunakan narkoba.

Kombes Jean Calvijn Simanjuntak menjelaskan bahwa jaringan ini dikendalikan oleh seorang warga Aceh berinisial HS yang saat ini berdomisili di Thailand. Pengakuan tersangka utama mengungkapkan bahwa mereka menerima kiriman narkoba dari seseorang atas perintah HS.

Para tersangka memiliki peran berbeda dalam sindikat ini. RR adalah pemilik rumah yang dijadikan gudang sekaligus pemilik barang haram tersebut. IS berperan sebagai pengedar, sementara FM bertindak sebagai kurir sekaligus penjaga rumah.

Adanya HS yang berdomisili di Thailand menunjukkan bahwa ini adalah sindikat narkoba internasional yang terorganisir dengan rapi. Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengidentifikasi identitas dan jaringan terkait, termasuk memburu X, kaki tangan HS yang juga masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Dampak dan Ancaman Narkoba

Terbongkarnya gudang narkoba ini menjadi pengingat serius akan bahaya laten peredaran narkotika. Narkoba, dalam berbagai bentuknya, memiliki dampak destruktif yang luas terhadap individu, keluarga, dan masyarakat. Penggunaan sabu, ekstasi, ketamin, hingga Happy Water dan liquid vape dapat merusak kesehatan fisik dan mental, menyebabkan kecanduan, hingga kematian.

Generasi muda seringkali menjadi sasaran empuk bagi para pengedar, yang memanfaatkan berbagai cara untuk menjerat korban. Kehadiran narkoba yang dikemas dalam bentuk teh Cina atau bahkan liquid vape menunjukkan betapa liciknya modus operandi para bandar untuk mengelabui aparat dan masyarakat.

Dampak sosial ekonomi akibat narkoba juga sangat besar. Peningkatan angka kriminalitas, disorganisasi keluarga, dan beban biaya kesehatan menjadi konsekuensi yang harus ditanggung oleh negara dan masyarakat. Oleh karena itu, upaya pemberantasan narkoba tidak bisa berhenti hanya pada penangkapan bandar kecil, tetapi harus menyentuh akar jaringannya, termasuk para dalang di balik layar yang beroperasi lintas negara.

Komitmen Pemberantasan

Polda Sumut menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan kasus ini. Penelusuran mata rantai distribusi dan aktor-aktor besar di balik peredaran barang haram tersebut menjadi prioritas utama. Mengungkap jaringan internasional seperti yang beroperasi dari Thailand ini membutuhkan kerjasama lintas lembaga dan bahkan lintas negara.

Penangkapan HS yang berdomisili di Thailand adalah langkah krusial untuk memutus mata rantai pasokan narkoba ini. Pendidikan dan sosialisasi bahaya narkoba kepada masyarakat juga perlu terus digencarkan, terutama kepada generasi muda, agar mereka tidak mudah terjerumus dalam jerat narkotika. Sinergi antara aparat penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba.

Kesimpulan

Penggerebekan rumah di Medan jadi gudang sabu jaringan Thailand ini merupakan keberhasilan besar dalam upaya pemberantasan narkotika. Penyitaan 26 kg sabu, puluhan ribu butir ekstasi, dan berbagai jenis narkotika lainnya, serta penangkapan empat tersangka, menunjukkan skala operasi sindikat ini.

Dengan adanya HS yang berdomisili di Thailand sebagai pengendali. Kasus ini menyoroti kompleksitas jaringan narkoba internasional yang terus mencari celah untuk beroperasi. Polda Sumut berkomitmen untuk terus mengembangkan kasus ini hingga ke akar-akarnya. Memutus mata rantai distribusi, dan menangkap semua aktor yang terlibat.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya peran aktif masyarakat dalam melaporkan aktivitas mencurigakan dan dukungan penuh terhadap upaya aparat dalam memberantas narkoba demi menyelamatkan generasi mendatang.

Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN MEDAN.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari news.detik.com
  2. Gambar Kedua dari regional.kompas.com