Kepala Dusun II Desa Namo Bintang, Deli Serdang, Harpitra, mengungkap detik-detik awal tragedi pengeroyokan yang menewaskan Jakup (17) dan Reza (30).

Insiden bermula dari tuduhan pencurian hingga berujung penganiayaan brutal. Penjemputan paksa, kekerasan, dan reaksi keluarga serta warga setempat diungkap secara rinci.
Simak kejadain di Medan terviral dan terbaru yang akan di bahas di bawah ini yang hanya ada di Info Kejadian Medan.
Kepala Dusun Ungkap Kronologi Insiden
Kepala Dusun II Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, Harpitra, mengungkap detik-detik awal insiden yang diduga bermula dari pencurian dan berujung tewasnya dua warga, Jakup (17) dan Reza (30). Pada pagi hari kejadian, Harpitra menerima telepon dari salah satu pelaku berinisial A.
Harpitra yang sedang memarut kelapa pun segera berangkat mencari keberadaan para pelaku dan korban. Ia berharap jika memang benar tuduhan pencurian, tidak ada aksi main hakim sendiri dan sebaiknya persoalan diserahkan kepada pihak kepolisian.
Sesampainya di lokasi, Harpitra terkejut melihat kedua korban tergeletak penuh luka di tanah berlumpur. Jakup ditemukan dengan leher dan kaki terikat, sementara Reza masih dalam kondisi sadar meski terluka parah. Kedua korban mengalami penganiayaan brutal diduga akibat salah paham dan fitnah pencurian yang dialamatkan kepada mereka.
Urutan Kejadian Penjemputan dan Penganiayaan
Penjemputan Jakup dan Reza oleh para pelaku terjadi secara paksa pada Sabtu pagi tanggal 15 November 2025. Empat pria berbadan tegap mendatangi rumah Reza di Dusun II Sumberingin dan langsung membawanya keluar tanpa perlawanan. Reza yang dikenal sebagai juru masak di Universitas Sumatera Utara.
Jakup yang tinggal di rumah terpisah juga diculik tak lama kemudian dan dibawa ke lokasi yang sama. Mereka berdua dituduh mencuri uang sekitar Rp 2,3 juta dan sebuah ponsel di rumah orang tua salah seorang pelaku. Meskipun Jakup dan Reza membantah tuduhan tersebut, pelaku tetap melakukan tindakan kekerasan hingga korban tewas.
Polisi bergerak cepat dengan menangkap enam pelaku yang diduga melakukan pengeroyokan sampai menyebabkan kematian kedua pria muda ini. Namun, motif pasti di balik tindakan keji tersebut masih dalam penyelidikan intensif oleh aparat berwenang.
Baca Juga: Tokoh Pemuda Apresiasi Langkah Cepat Gubernur Sumut Untuk Olahraga
Tanggapan Keluarga dan Masyarakat Sekitar

Keluarga korban merasa terpukul dan terus berduka atas meninggalnya Jakup dan Reza dalam kondisi mengenaskan. Siti, ibu dari Jakup, mengenang bahwa anaknya sempat menolak saat hendak dibawa oleh para pelaku. Ia juga menegaskan Jakup dan Reza tidak pernah melakukan pencurian dan hanya menjadi korban fitnah semata.
Warga desa setempat pun menyayangkan terjadinya aksi main hakim sendiri yang sangat merugikan korban dan keluarganya. Kepala Dusun Harpitra menegaskan bahwa apabila ada dugaan tindak pidana, sebaiknya diserahkan kepada pihak kepolisian agar proses hukum berjalan sesuai prosedur dan keadilan ditegakkan.
Masyarakat di Desa Namo Bintang kini masih merasa trauma dan berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Solidaritas terhadap keluarga korban terus ditunjukkan sebagai bentuk kepedulian atas tragedi yang menimpa Jakup dan Reza.
Langkah Polisi dan Harapan Masyarakat ke Depan
Polrestabes Medan telah melakukan penahanan terhadap enam pelaku pengeroyokan yang diduga bertanggung jawab atas kematian Jakup dan Reza. Penyidik masih terus mendalami seluruh aspek kasus untuk mengungkap motif sebenarnya dan menguji keterangan para pelaku serta saksi di lapangan.
Pihak kepolisian meminta masyarakat mempercayakan pengusutan kasus ini pada aparat hukum demi keadilan dan ketertiban. Langkah prefentif dan edukatif juga digalakkan agar tindakan main hakim sendiri dapat dicegah dan diselesaikan dengan cara yang benar sesuai hukum.
Simak berita update lainnya tentang Medan dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Medan.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari medan.kompas.com
- Gambar Kedua dari medan.kompas.com